Seharusnya

Dear bocah,
di bahu kanan sang entah,

Bagaimana malam malam mu? adakah rapalan doa menghiasi sudut kantukmu bersama boneka boneka kesayangan?
maaf,aku merindukan malam malam kita.

seharusnya,aku pulang kerja malam ini dan mendengar suaramu yang meneduhkan lelahku.
seharusnya,hujan malam ini beradu lebat dengan cinta kita yang dengan dengan angkuh seakan tidak akan mati.
seharusnya,kamu menjadi alasan bahagiaku tiap pagi datang.

bocah..
seharusnya,pagi nanti kita rayakan dengan peluk sayang.
seharusnya,aku menceritakan banyak kabar gembira awal tahun padamu.
seharusnya,aku dan segala adaku tak dimiliki semu malam ini.

aku merapalkan beberapa baris doa tiap kali hujan tak kunjung reda,membawa kamu sebagai tema utama..

seharusnya,aku tidak lagi merindukan kamu.
seharusnya,surat surat ini tidak tertuju padamu.
seharusnya,aku menerima keputusanmu seperti kataku dulu.

seharusnya,aku tak berandai andai lagi tentangmu...yang tidak lagi berandai andai tentang kita...

seharusnya..ya,seharusnya memang begini..

Jimbaran, 8 Februari 2014, 3:15 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar