Tanya Kenapa?

Dear bocah,
di pelukan sang entah,

Sekitar tujuh hari aku tidak menulis surat,aku awali dengan surat untuk kamu..
ya..untuk kamu lagi..

Kamu,
yang sampai malam ini masih menjadi siang yang tidak juga pulang untuk ruang ruang ku.

Aku bersyukur,setidaknya aku menemukan banyak hal yang mengalihkan perhatianku dari kebahagiaanmu bersamanya,walau tidak sepenuhnya kualihkan.

Dalam keramaian sepi malam,aku masih selalu merindukan pelukanmu,kecup hangatmu dan juga semua tentangmu.

dari kata kata dalam doa untukmu waktu malam,
Aku.

Jimbaran, 25 Februari 2014, 12:49am

Dari Tubuh di Bogor Untuk Isi Kepala di Bali

Dear bocah
dipelukn sang entah.

Dua hari meninggalkan Bali, aku tidak lagi memikirkan tentang kamu.
Mungkin keceriaan di tempat ini mampu menyingkirkanmu sementara dari kepalaku.

Bocah,
Aku ingin sekali membagi cerita seru selama on boarding ini padamu tiap malam berakhir disini..mendengar suaramu dari balik ponselku yang sepertinya bisa menjadi penyemangat hari esok ku.

Semoga hari harimu juga ceria disana...menikmati pagi mu.

Yang belum mampu beranjak dari kamu,
Aku.


Bogor, 18 Februari 2014, 12:49 am


Yang Ini Untuk Kamu

Dear bocah,
di pelukan sang enta.

Pagi dimana aku masih terjaga,aku sempatkan menulis surat cinta ini untuk kamu,yang adalah miliknya.

Membayangkan pagi yang kuinginkan terjaga dengan sandar manjamu disini.

Aku akan ke Bogor pagi ini,mengejar mimpiku yang seharusnya aku jadikan cerita indah di malam malam bersamamu.

Selamat menikmati pagi mu disana bocah.

Yang selalu merindukanmu,
Aku.

Jimbaran, 17 Februari 2014, 4:03 am

Surat Untuk Malam Saat Bersamamu

Kepada malam saat bersamamu,

Malam yang kurindukan,
Bagaimana kabarmu? Akankah engkau datang lagi mengisi hariku?

Aku menantikan kedatanganmu dengan atau tanpa hujan itu. Akan kusambut hadirmu dengan secangkir kopi sampai kau tertidur lelap.

Malam yang kurindukan,
bagaimana kenangan kenanganku bersamanya? Aku yakin kamu masih menyimpan tiap kata,peluk dan kecupan pada hari demi hari yang sangat aku banggakan itu.

Terimakasih malam yang kurindukan,berkabarlah jika akan datang,aku menunggumu.

Separuh dari kita yang mengagumimu,
Aku.

Kuta, 15 Februari 2014, 12:35 am

Kamu,Bukankah Sudah Berlalu?

Dear bocah,
di pelukan sang entah.

Apa kabar kamu? Bagaimana dengan malam kasih sayangmu?
Aku rasa masih dipenuhi pagi yang tak juga berganti.

Aku menikmati berpuisi diatas kata kata sementara kamu menikmati bercinta dibawah cerah pagimu....
malam tadi...
dan malam malam esok...

Bocah,
Jika ada kesempatan dimana kita bisa mengulangi cinta yang sudah tidak punya kesempatan ini,apa yang kamu ingin aku ubah?
Aku? Aku tidak ingin kamu merubah apapun dari dirimu,atau tentang dirimu...namun aku ingin merubah diriku jika kesempatan itu ada..untuk kamu..untuk kita...yang seharusnya...menikmati malam tanpa kata kata...

Malam yang kita rindukan akan merindukan keberadaan kita...
Dan senja yang kita nanti akan menantikan kehadiran kita...

Pondok Asri, 15 Februari 2014, 7:25 am

Kita Tidak Bisa Apa Apa

Dear bocah,
di pelukan sang entah.

Selamat hari kasih sayang,untuk kamu dan pagi bahagiamu,selamat berbagi dengan surya cerahmu yang selalu kamu banggakan.

Aku tidak mau tau,
namun tidak bisa dipungkiri,aku akan menangisi hadiah terindah yang membahagiakanmu malam ini,dari pagi kesayanganmu itu.

Kita yang tidak lagi mendapat peran,cuma aksara mati yang tidak mendapat perteduhan yang memang tidak disediakan dimanapun malam ini.

Kita tidak lebih dari kata kata yang tidak lagi mampu berkata apa saat mati menjemputnya.

Selamat hari kasih sayang,untuk kamu yang sempat kusebut sayang,hati yang memberi kehilangan,menghadiahi kenangan.

Kuta, 14 Februari 2014, 10:20 pm

Malam Yang Ditinggalkan Penikmat Pagi

Dear bocah,
di pelukan sang entah,

Teruntuk hati yang tidak pernah kembali disana, yang ada padamu, aku ingin menyampaikan beberapa kata titipan rindu yang berkali kali datang sejak kamu tidak disini.

Kamu yang pergi karna berjuta kesalahan yang ada padaku dimatamu,
kamu yang beranjak dari sini agar lebih baik menurutmu,
kamu yang meninggalkan hatiku semudah kamu mendapatkannya,
tau kah kamu...?
aku memaafkan kamu yang memberi hati padanya sebelum pergi,
yang kutau, apa yang kamu jalani saat ini tidak kamu sukai dulu,
aku melupakan sesulit memulai denganmu,
mungkin kamu tidak lagi mau tau...

Malam malam yang kita tinggalkan,
adalah apa yang disebut hari depan oleh malam malam sebelumnya..
yang tidak pernah bersyukur itu..

Ya..
mungkin aku adalah malam yang kamu tinggalkan,
setelah menemukan pagimu,
mungkin semua waktu malammu sudah kamu tinggalkan,
untuk menikmati pagimu lebih lama lagi..


puisi malam dari renungan buka tutup hari..
yang tertinggal saat pagi membangunkanmu..
Aku


Kuta, 13 Februari 2014, 1:10 pm

Saat Kamu Hadir Siang Hari

Dear bocah,
di pelukan sang entah.

Bocah, apa kabar kamu? aku kembali merindukan kamu siang ini. Aku sedang menikmati siang cerah di ubud bersama beberapa teman, lalu terlintas kamu lagi dipikiranku. Entah, mungkin aku naif jika selama ini tidak merindukan kamu.

Bocah, saat menerima pesanmu beberapa hari lalu, jujur aku merasa bahagia, namun saat aku sadari keberadaan kamu bersamanya, aku menarik semua khayalku yang terlanjur bertebaran kemana mana.

Bocah, tadi aku melewati beberapa coffee shop sepanjang ubud, aku teringat kamu, ingin sekali rasanya bersama kamu bercerita tentang kita sambil menikmati latte kesukaanku.

Selalu saja ada yang kurang dari beberapa hari bahagiaku belakangan ini, aku berharap melalui semua itu bersama cinta dari kamu.

Selalu ada cinta buat kamu,

Ubud, 12 Februari 2014, 03:35 pm

Wonderwoman?

Tersurat untuk Wonderwoman,
yang dikenal sebagai tokoh atau karakter favorit oleh mereka.

Mungkin aku tidak terlalu banyak menyukai atau tau tentang tokoh fiktif, namun satu nama yang terlintas saat akan menulis surat cinta dengan tema untuk tokoh favorit di hari ke-sebelas ini, kamu...yang aku tau sebagai wonderwoman, dalam malam-malam yang sendiri sejak sekian waktu lalu.

Wonderwoman,
aku sendiri tidak tau reaksimu membaca surat ini jika kamu menerima nya saat tukang pos ku mengirimkan pada dunia dimana kamu adalah Wonderwoman untukku, yang aku bayangkan dan harapkan cuma seutas senyum simpul khas milikmu, aku tidak mau membayangkan selain itu atau sesudahnya.

Wonderwoman,
aku ingin memberitau sesuatu padamu, yang mungkin saat berada bersamamu, tidak akan aku ungkap karna satu alasan :)
Aku mengingat perkenalan kita lewat dunia maya, dimana terjadi saling tebak yang sebenarnya aku dan kamu sama sama saling mengingat, ge er? bukan...aku tau dari sorot matamu setiap kita berjumpa sebelumnya, bukan sorot mata sekilas yang akan melupa diperjumpaan berikutnya. Ada satu yang menarik dari caramu bersikap di kedua indra pandangku, yang menarik aku dari sekelilingku jika ada kamu disitu. Sempat menghabiskan beberapa waktu singkat bersamamu, mungkin akan menjadi beberapa bab khusus dalam buku akhir hayatku nanti, yang kutau pasti saat ini, kamu mampu menenangkan segala riuh dalam kepalaku jika berada didekatku, dengan segala tingkahmu yang menurutku tidak biasa dan memang jarang aku jumpai.

Wonderwoman,
aku tidak pernah berharap atau menunggu nunggu waktu untuk kuhabiskan bersama kamu, namun jika waktu itu hadir, adalah suatu anugerah khusus bagiku. Belakangan ini kita semakin jarang berkomunikasi, aku mengerti bagaimana dunia mu yang cukup berbeda dengan dunia ku mungkin menjadi salah satu jarak yang sama sama sulit kita paksakan, namun aku ingin berterimakasih untuk setiap kesempatan yang begitu saja hadir untuk kita berjumpa singkat, kamu menenangkan kepalaku walau sejenak, itu sangat berarti :)

Lain kali akan aku tuliskan surat lagi untuk kamu, atau beberapa sajak untuk kamu dalam malam malam maya yang lebih sering mempertemukan kita dibanding satu genggaman hangat yang tidak akan terlupa.


dari pemerhati jam begadang mu,
Aku.

Kuta, 11 Februari 2014, 11:40 am

Dituliskan Oleh 2007

Kepada bintang kecil,

Sepertinya canggung untuk menuliskan surat ini kepada kamu, selalu seperti kecanggungan kecanggungan lain yang tertuju padamu.
Aku pun tidak tau kenapa harus menuliskan surat kesepuluh ini untuk kamu, yang kutau, cerita hitam putih kita sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang harus ditonton oleh masakini masing masing.

Jika boleh memilih satu kartu untuk hari depan, mungkin untuk kamu, aku memilih seperti saat ini, aku menulis ceritaku sendiri dan kamu pun begitu, tanpa rasa ingin tau yang sebaiknya tidak mampir di beberapa malam malam kita.

Aku sempat merindukan waktu waktu dimana kita sempat menangisi sesuatu yang kita beri label rasa rindu, masa dimana malam datang dan bintang kesukaan kita menjadi satu satunya yang menghubungkan pandangan ujung selatan dan ujung barat pulau seribu pura ini. Semoga kamu masih mengingat mereka, tiga bintang sebaris dan bintang paling terang.

Menjadi tempat berbagimu sampai saat ini, walaupun bukan satu satunya, adalah satu dari banyak alasan kenapa aku harus mensyukuri pagi dan malam yang datang dan pergi tiap waktu.
Seperti kataku, jika saja kehidupan setelah ini bisa aku pilih, aku ingin mengulangi sampai perjumpaan dulu, dan memperbaiki apa yang saat ini sudah berjalan tak seperti yang pernah kita mimpikan.

dari penyuka cerewetmu yang tanpa titik koma itu,
aku


Kuta, 10 Februari 2014, 11:22 am

Masih Saja Tentang Kamu

Dear bocah
dibahu kanan sang entah,

Sudah memasuki hari ke-sembilan, dan aku kembali terkejut oleh kabar dari kamu di hari ke-delapan.
Aku tidak mau bermimpi apa-apa soal, kehadiranmu yang cukup menyadarkan pagi ku yang sudah terbiasa tanpa kamu, walau hujan rindu mendadak turun dengan derasnya pagi tadi dalam setengah sadarku membalas pesanmu.

Mungkin, jika tukang pos yang mengirimkan surat-suratku ini mengeluh,itu karna satu-satunya penerima dari surat-suratku sampai hari ini masih saja kamu dan kamu lagi, aku tidak perduli.

Bocah...
Ada banyak kata yang ingin sekali aku sampaikan padamu, tentang kehilangan yang tidak tau sampai kapan aku biarkan tanpa bisa berbuat apa-apa selain menuliskannya dalam kekosongan-kekosongan waktu yang seharusnya kuhabiskan bersama kamu.
Namun aku cukup tau diri, untuk tidak memastikan keadaanmu tiap waktu seperti kata sahabatku, dan untuk tidak mencoba berjuang lagi untuk kamu seperti kata teman temanku, kenapa? karna aku tidak ingin menjadi seorang pencuri yang menelusup kedalam rumah kita lalu mendiaminya, aku tidak akan menyusup ke rumah kalian :)

Beberapa aksara yang berkali telah aku susun rapi sepanjang malam untuk kamu, seakan tidak ingin mengusik pilihanmu, walau sebenarnya aku sangat yakin, kamu tidak benar benar puas dan bahagia dengan jalan yang kamu jalani saat ini, jikapun benar, tidak perlu dihiraukan, aku hanya berkomentar...

Sebenarnya surat ke-sembilan tidak hanya sampai disini, namun sekali lagi bahagiamu yang walaupun untukku hanya semu itu, mengurungkan beberapa kalimat lagi untuk hadir..
Mungkin aku lanjutkan esok hari, jika kata kata yang tadi sempat ada, masih ingin hadir lagi.

sekian....


yang pernah berjanji tidak meninggalkanmu,
Aku

Kuta, 9 Februari 2014, 1:25 am

Tentang sore

Sore selalu menyimpan cerita,tentang memiliki dan juga kehilangan...
Beberapa hati menjalin lagu,sementara lainnya menyudahi penuh ragu,saat sore hari meneduh..
Lalu malam menampung segala kisah sore dalam bait,untuk dibaca oleh mereka,pelaku sore berikutnya

Kuta, 8 Februari 2014, 7:10 pm

Seharusnya

Dear bocah,
di bahu kanan sang entah,

Bagaimana malam malam mu? adakah rapalan doa menghiasi sudut kantukmu bersama boneka boneka kesayangan?
maaf,aku merindukan malam malam kita.

seharusnya,aku pulang kerja malam ini dan mendengar suaramu yang meneduhkan lelahku.
seharusnya,hujan malam ini beradu lebat dengan cinta kita yang dengan dengan angkuh seakan tidak akan mati.
seharusnya,kamu menjadi alasan bahagiaku tiap pagi datang.

bocah..
seharusnya,pagi nanti kita rayakan dengan peluk sayang.
seharusnya,aku menceritakan banyak kabar gembira awal tahun padamu.
seharusnya,aku dan segala adaku tak dimiliki semu malam ini.

aku merapalkan beberapa baris doa tiap kali hujan tak kunjung reda,membawa kamu sebagai tema utama..

seharusnya,aku tidak lagi merindukan kamu.
seharusnya,surat surat ini tidak tertuju padamu.
seharusnya,aku menerima keputusanmu seperti kataku dulu.

seharusnya,aku tak berandai andai lagi tentangmu...yang tidak lagi berandai andai tentang kita...

seharusnya..ya,seharusnya memang begini..

Jimbaran, 8 Februari 2014, 3:15 am

Bisikan Hujan

"..tak perlu terlihat cantik dan berlaku pintar atau bertingkah anggun dihadapku,berlaku jujur saja cukup,aku sayang kamu.." ~dibisikkan oleh hujan sore hari~

Kuta, 7 Februari 2014, 06:13 pm

Kepadamu,Entah

Kepada entah,
Yang ada disana,di raga yang sempat kumiliki.
Saat ini aku kehilangan,entah siapakah di sana,yang menjadi tuan untuk hati yang aku cintai.

Kepada entah,
Jika ada hari dimana hati yang aku cintai berkunjung dan menemuimu,tolong sampaikan bahwa aku mencarinya,atau beritau tentang surat ini. Aku yakin,walau dengan segala jaim atau segala apapun yang meradang,cinta akan menemukan jalan untuk kembali pulang.

Kepada entah,
Jika hati yang kucintai tidak datang lagi,mau kah kau memberitau kemana ia beranjak sebelum kau tinggal disitu?
Tak mengapa,aku tak akan memaksamu memberitau jika kau tak mau.
Tolong sampaikan aku mencarinya jika ia sempat datang.

Pondok Asri, 7 Februari 2014, 11:20 am

Untukku,Pulang Adalah Bali

Kepada Bali,
Pulau dewata seribu pura

Selamat pagi Bali, pulau yang luar biasa dan punya kesan unik tersendiri untuk tiap orang, terutama aku.

Pagi dimana aku menyadari 20 tahun berada di pulau dewata ini, bersama kopi dan tembakau kesayanganku tahun lalu, terasa begitu cepat. Sekian banyak cinta dan luka aku habiskan di pulau ini, terimakasih Bali.

Aku mulai mengingat perlahan, bagaimana masa kecilku, sekolah dan mempelajari kehidupan masyarakat lokal dengan otodidak, menikmati budaya budaya dan kesenian Bali yang ingin disaksikan seluruh dunia, hampir setiap hari, terimakasih Bali.

Kunikmati setiap tahun berganti, menjalani tiap kenangan yang disajikan dalam berbagai kegiatan, dan menyadari satu per satu keunikan yang membuatmu berbeda di mata dunia, terimakasih Bali.

Perkembangan jaman yang tidak begitu saja melewatimu, membuat begitu banyak perubahan, kasat mata maupun tidak, namun selalu ada yang membuatmu tampil unik,terimaksih Bali.

Menjadi rumah untuk tiap luka, memberi tumpangan pada rindu yang mampir maupun menetap, menampung kebahagiaan seluas langit, luar biasa beruntung berada disini, terimakasih Bali.

Suatu saat jika aku harus beranjak untuk satu alasan dalan waktu lama, bagaimana pun, setengah hidup dan semua yang aku cinta ada padamu, selalu terekam dalam jejakku, terimakasih Bali.

Kuta, 6 Februari 2014, 6:55 am

Teruntuk Hati

Tentang hatimu,semesta dari segala rasa yang ada padaku,semoga kujumpai di peribadatan akhir hayat dengan tangan sama terlipat
Yang tidak aku mengerti adalah bagaimana sebuah hati memulai dan mengakhiri sendiri apa yang tidak ia pahami lebih dulu
Dalam segala peluh yang merindukan kita di hari lalu,aku selalu mendoakan hati yang mudah goyah itu

Pondok Asri, 6 Februari 2014, 3:56 am

Masih Untuk Kamu

Dear bocah,
Di bahu kanan sang entah

Bagaimana kabarmu? Kalimat yang ingin sekali aku sampaikan padamu,walau aku tau kabarmu jauh lebih baik sejak kamu bukan lagi milikku.

Aku bosan menyenandungkan rindu yang hanya berisikan tentang kamu,
dari bagaimana dengan sabarnya aku menungguimu selesai bekerja sambil menikmati kopi yang diseduhkan mama mu,sampai bagaimana rasa (yang sepertinya) bahagia,saat kita bercanda sepanjang jalan rusak dan tikungan jalan.

Ingin sekali memeluk kamu tanpa harus bermimpi,menikmati cerita cerita kita dengan mimik manjamu yang sebelum terlelap sudah kurindukan.

Sudahlah,besok aku lanjutkan lagi tentang kerinduan padamu yang tidak tau waktu ini, aku berharap bisa mengisi tema tema lain di hari hari berikutnya,selain tentang kamu lagi dan lagi.

Monang Maning, 5 Februari 2014, 01:55 pm

Dari Penikmat Garis Waktu

Dear @elwa_

Pemilik senyum termanis pada satu malam di akhir Juli 2013.
Senyum yang membuatku semakin jatuh cinta pada setiap kicau malammu.
Bagaimana perasaan layar hape yang selalu mendapat tatap dan sentuhan jemarimu saat melampirkan kata kata di timeline?
Atau mungkin ditambah dengan ejaan kecil tanpa suara dari bibirmu yang terlihat hangat tiap saat?

Ahh..aku tidak bisa mebayangkan untuk mengucap sekian kalimat dihadapanmu,mungkin aku akan lebih sibuk menikmati tiap detil keindahan padamu,dengan segelas latte.

Aku ingin menikmati kicauanmu tiap waktu,tak ingin kehilangan lagi, setelah sajak sajak berkafein tinggi darimu yang tak lagi menghangatkan malam puisi di kopikultur,Bali.

Kuta, 4 Februari 2014, 08:08 am

Untuk Langit dan Hujan Lebatnya

Kepada langit,
Terimakasih untuk hujan yang menyatukan,tanpa banyak kata kata.
Terimakasih untuk hujan yang menyimpan kenangan,yang bisa kuingat setiap akhir dan awal tahun.

Kepada hujan,
Aku tidak pernah tau cara berterimakasih padamu,hujan.
Bagaimana bisa,tiap rintikmu menyimpan beberapa masa berbeda dari jutaan pasangan yang kauhadirkan lagi dalam satu kali waktu?
Memberi aroma dirinya yang sekian lama tak ada disampingku dalam sekejap mata.

Dengan atau tanpa dirinya,aku selalu menyisakan waktu untuk memandang langit dan menikmati hujan..
Mungkin itu salah satu caraku berterimakasih.

Malam ini bersama sahabatku,aku menikmati indahnya hujan dan langit malam hari,sembari menyisir rapi sisa sisa rindu yang entah sampai kapan memenuhi isi kepalaku.

Echo Beach, 2 Februari 2014, 08:30 pm

Tentang Hujan Minggu Malam

Malam ini,ada luka yang diam diam menangis dibawah hujan

Saat mata tak mampu mengingat senyum yang sempat menyapa dengan secangkir kopi,hujan selalu ada..berusaha menggambarkan..

Namun dibalik semua yang dihiasi tawa bersama malam ini,hati yang tertoreh masih menyimpan perihnya dalam dalam

Peluk erat yang selalu ingin dirindukan,aksen manja yang selalu ingin didengarkan,seperti hadir dibawah hujan malam ini

Denpasar, 2 Februari 2014, 11:15 pm

Pendua

Dear bocah,
di bahu kanan sang entah

Minggu pagi aku terbagun masih seperti yang lalu,iya tanpa kamu.
Yang memilih berada disampingnya.

Kamu,peminta yang melepaskan.
Aku tidak pernah benar benar paham dengan cinta yang pernah aku miliki dari kamu,semakin tidak tau mengapa hatiku pernah mencintai hatimu yang saat ini tidak kupahami.

Yang aku tau,aku tidak lagi mau tau.
Bagaimana hari depan,bagaimana kamu,atau kita tidak akan lagi ada,aku tidak mau tau sama sekali...selama yang kutau kamu seperti itu,bukan yang dahulu aku mau.

Surat kedua ini masih untuk kamu,entah sampai mana dan kapan.

Selamat menjalani hari dengan pilihanmu,yang katamu bahagia,yang kutau,kamu tidak begitu bahagia.

Kuta, 2 Februari 2014, 08:19 am