Sajak Kesepian

dalam lamun, aku melihat lagi perempuan yang menangis pada sepasang mata malam itu..
.
  mungkin rindu, atau bisa saja terlalu biru.
 
   Kamu, bait-bait kehilangan
   yang merindukan keberadaan..
   ketiadaan yang kelak kekal
   pada tubuh sajak-sajak kesepian.
.
.
ini....sajak ini dituliskan
oleh karma dipelukan
lagi lagi bukan tentang kamu
tapi mengenai pagi yang terlalu dini
juga malam yang sangat larut
hanya untuk secangkir kopi
supaya tidak ada lamun lelap lagi
juga perempuan yang menangis pada sepasang mata malam itu.

Nusa Dua, 25 September 2016, 11:35 PM

Pulsa dan Kuota

Pulsa dan kuota adalah pujangga lintas nusa
seringkali petang dan subuh mengambil peran sebagai penikmat yang penuh hikmat

Ada kata-kata terbata di bait puisi penuh jeda
juga jenuh yang melamun pada rindu tanpa koma
selalu, harapan selalu berdebat dengan waktu
karya penuh warna tak selalu didepan mata

lalu semua diam
ketiduran
pulsa dan kuota ketiduran
dan berkarya lagi saat nanti terbangun


Nusa Dua, 12 Mei 2016, 01:50 AM

Mungkin

Mungkin..
setelah ini semua,
kita akan saling lega, lalu melangkah masing-masing

Sampai berjumpa pada waktu dimana kita akan saling menangisi lagi walau tak bertatap penuh seperti hari kemarin..

entah saat salah satu diujung tua atau di hari pemakaman..dimana tak ada saling seka airmata.
Mungkin..

Nusa Dua, 15 April 2016, 04:21 AM

Tiada Kata Untuk Senja

Kamu pelancong subuh senja
sementara aku pekerja buruh kata
kita tutup mata untuk bersama
bermain sia sia dengan cinta
seakan mampu berkata kata tentang senja

Lalu waktu membuka mata kita
kamu melanjutkan perjalanan senja
aku bergelutkan ribuan kata kata
cinta dibuang buang percuma
mati tanpa nama dimana mana
tiada kata untuk senja

Denpasar, 08 April 2016, 01:20 PM

Kepada Hari Depanmu

Kepada hari depanmu,
Kesayanganku.

Sayangku, aku sedang di depan kamar kosan sambil menulis ini,
beberapa hari batukku tak berhenti,
cukup mengganggu siklus tidurku yang makin tak beraturan sejak kamu pergi,
namun tenang saja, seperti pernah kusampaikan,
Tuhanku selalu menemani kesendirianku, juga rokok favorit kesukaanku.

Sayang,
Bagaimana kabarmu, juga tawamu?
Mungkin kau akan membaca ini semua,
di satu hari yang jauh sekali dari saat kutuliskan,
saat bahagia yang kau usahakan dulu sedikit melukaimu,
atau rasa kecewa datang tanpa kau duga sama sekali,
aku menulis ini untuk hari-hari itu,
karna aku tau kau akan merindukan 'pulang' walau sementara.
Aku ingin kamu tau sayang, hari hari kehilangan dan tanpa kamu,
kujadikan malam-malam yang mendoakan kebahagiaanmu kelak,
dan pagi-pagi yang berharap senyummu tak lepas dari harimu.
Jadi jika saat membaca ini, hatimu terluka, kecewa, putus asa atau kesepian apapun itu,
aku ingin kamu percaya, Tuhan yang luar biasa akan tetap menjagamu dan memberi penghiburan.
Mungkin sudah beberapa bulan sayang, atau beberapa tahun atau sangat jauh,
kapanpun itu, kau benar-benar 'pulang' sejenak dan menemukan ini semua, semoga menguatkanmu.
Malam ini, pagi ini, aku berdoa untuk semua luka, kecewa, atau apapun yang akan menyakiti bahagiamu kelak,
ingat saja, untuk tak lagi banyak bermain dengan kecewa dan marahmu, kamu sudah besar :)
tenangkan sejenak amarah, lalu bahagiakan lagi hatimu, sebab aku tau, dia yang membahagiakanmu nanti, tak akan sengaja menyakitimu, kamu terlalu baik dan bermakna untuk dikecewakan.

Sayang, saat menulis ini semua, aku sangat merindukan kamu,
walau aku tau tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk meraihmu,
kamu sudah berlalu sangat jauh dan bersiap untuk bahagiamu tanpaku :)
sementara aku menata malam bersama rokok dan tulisan-tulisan tentangmu, seperti kerinduanmu.
Ingin sekali kusayangi kamu, kupeluk tak ingin kau lepas lagi, dan menebus kesalahanku.
Beberapa kali kuketik text line atau sms untukmu, namun kuurungkan, sebab usahamu lebih berharga dari perasaanku, yang seharusnya menikmati karmaku.
Kau tau? Ingin sekali kudengar suaramu, manjamu, rindumu dan segalamu, saat ini, saat kau tampaknya berusaha mengupayakan sebuah bahagia, dengan entah :)
Aku sangat merindukan pelukmu, karna itu jika nanti seseorang benar-benar membahagiakanmu, jangan biarkan dia kehilangan pelukmu, menyakitkan sekali sayang.

Sayangku, terima kasih untuk menyempatkan 'pulang',
titipkan salam pada keindahanmu dan segalamu yang sempat kubanggakan,
jangan terlalu lama berlari dari bahagiamu,
cukup untuk saat ini, setelah ini, bahagialah..hingga kau tak harus 'pulang' lagi,
sebab mungkin, tulisan-tulisan untuk kamu akan habis,
seiring pembelajaran berharga darimu, untuk aku.
Ketahuilah sayang, aku sangat bangga saat bersamamu, terlepas dari apapun yang menyakiti perasaanmu, aku mencintaimu dengan sungguh,
bahkan saat kau beranjak di depan mataku dengan tingkah dan katamu, aku sangat mencintai kamu sayang.
Jangan beranjak seperti itu lagi, dari dia yang mungkin akan memberimu bahagia, ya..bahagia yang mungkin kau harap dariku. Itu akan menyakitkan sekali untuk dia, untuk segala yang ada padanya.

Berdoalah, lalu lepaskan bebanmu, dan kembalilah bahagia sayang.
Aku mau tidur, sudah subuh.


Dari puisi yang berbaitkan kamu
Aku.


Nusa Dua, 31 Maret 2016, 03:28 AM

Sebatang Malam

Sebatang,
ini tentang kerinduan
hilang di keramaian
melamun mencari-cari rumah
waktu itu hari sudah malam

     Sebatang,
     mengenai pergi yang tak pulang
     ia mengandai mimpi berulang-ulang
     mulai menikmati remang hingga petang
     ketika hari menyambut malam

Sebatang,
kali ini ada cerita
kehilangan yang jatuh cinta
lalu terlena bermain rasa
perkenalan itu waktu sudah malam

Sebatang,
waktu tak pintar bercanda
ketika hari-hari tak punya daya
cinta punya seribu daya
saat itu mereka mencintai malam

     Sebatang,
     hal kehilangan yang tak larut
     datang dengan carut marut
     membagi pasang surut
     tiap kali hari menjelang malam

Sebatang,
ada yang beranjak
saat cinta tak beruang banyak
dan waktu asik menulis sajak-sajak
mungkin itu waktu hari sudah malam

Sebatang,
jarak direntang untuk petang
tak ada lirik sayang-sayang
ada yang datang ada yang dibuang
tepat waktu hari sudah malam

Sebatang,
rindu tak punya tempat
lalu kenangan mati merayap
kamu sudah lenyap
aku ingat waktu itu sudah malam

     Sebatang,
     kelak aku menua dan membayang
     ia akan bahagia disayang sayang
     puisi berbait-bait kukenang
     semoga saat itu masih ada malam

Sebatang,
ini sudah cukup malam.

Nusa Dua, 23 Maret 2016, 01:39 AM
     

Rindu Tanpa Batas Usai

Sebab untuk melunturkan ribuan jarak,
hanya perlu satu percaya..
Namun untuk rindu,
yang tak menemukan batas usai,
ribuan kata bisa apa?
waktu saja cukup bosan
dititipkan tiap-tiap pertanyaan
puisi bukan satu-satunya jawaban


Nusa dua, 20 Maret 2016, 12:44 AM

Kepergian Kita

siang sudah seharusnya datang,
seperti halnya berganti dengan petang,
bagaimana cahaya hilang..lalu bebas bermimpi dalam gelap.

kepada kita, pertemuan yang merencanakan kepergian,
yang dengan bangga menjalani kehilangan
menyimpan perih, dan membenam rindu
pada tulisan-tulisan tak tersampaikan
saling tuding tentang siapa yang lebih awal pergi
lalu membalaskan bak Tuhan, satu per satu luka
yang kita kunci rapat sambil menikmati cinta
kita tak pernah benar-benar bicara

sekarang apa,
seperti pengendara dijalanan
kita melaju kencang jauh kedepan..
tak saling pedulikan
berasas ditinggalkan
berdasar diacuhkan
berperan disiakan
mengadu pada waktu tentang perih
melawan rindu seakan paling berjerih

tak ingin bertemu
diam-diam rindu
acuh bercakap
namun penuh harap
percuma, kita peragu yang paling keras kepala.


Jimbaran, 18 Maret 2016, 01:34 PM

Maaf Ini Kelewatan

Teruntuk sayang,

Sayangnya kehilangan sayang..
Baik-baik dimanapun sayang bahagia, ya..

Sayangnya kangen disayangin sama sayang..

Semoga, jika nanti..sebelum salah satu dari kita mati, seberapa jauh pun waktu akan membawa masing-masing kita jika harus terpisah jauh,
sayangnya berdoa supaya ada kesempatan, mau sayangin sayang..
kapanpun waktu itu datang.

Kangen sayangin sayang sampai lelap..
Pengen manja-manjaan sama sayang..
Rindu cium-cium sayang sampe kesel..


Peluk rindu dari sayangnya,
Maafin sayangnya..harus berakhir seperti ini.

Nusa Dua, 12 Maret 2016, 11:15 PM

Dari Sahabat

Kepada sahabat,
yang kehilangan


Sudah satu bulan kawan,genap..
Aku menemani kebodohanmu tiap waktu..
Tak akan ada komentar apapun, aku mendengarkan tiap keluhmu, kehilangan yang diam berontak di dalam sana, juga rindu yang tak berdaya itu.

Kawan,
Manusia itu tidak sempurna.
Mereka melakukan kesalahan.
Kadang lebih sulit untuk memaafkan dirimu sendiri daripada membuat orang lain untuk melakukan itu.
Kau sudah melakukan nya, walau aku tau..penyesalanmu terlalu dalam dan dia, yang kau siakan, sudah terlalu jauh..mungkin tak ada lagi yang dapat kau harap, sekecil apapun..

Sudahlah, hei..kemarikan lukamu, bagi denganku seperti sebelum-sebelumnya..aku akan bantu menghabiskan rasanya..

Kawanku, bukankah kau tau bahwa belajar itu tak kenal waktu? Ya..terima saja kalau ini masih sebuah pelajaran..memang lebih dari sebelumnya, jelas saja, tiap pelajaran dalam hidup, tak mungkin dalam level yang sama, kawan..
Masih banyak pelajaran lain yang lebih dari ini menantimu lulus dari yang sekarang..

Dia yang tak lagi disana, juga begitu..kalian punya level belajar masing-masing, mungkin dia lebih dulu belajar dari 'kalian', dan sudah lulus..sekarang giliranmu, belajarlah..dia sedang mengusahakan bahagia yang kau dambakan padanya..

Kawanku yang baik,
Untuk setiap waktu yang akan kau lewati bersama rindu dan pelajaranmu saat ini, aku selalu disampingmu..jangan jatuh, kau sudah sejauh ini..
Kau akan tiba di waktu tanpa ini semua, percayalah, Bapa yang kita kagumi tak akan membiarkanmu sampai tergeletak..

Oke, aku akan membantumu mempelajari ini semua, kita rapihkan dari ketiadaan, kehilangan, rindu, dan inginmu..semua tentangnya, kita rapihkan dulu perlahan..
Begini selanjutnya, seperti yang sudah-sudah, aku akan membawamu ke beberapa suasana unik, sehingga kekosongan yang telah kita tata rapi nanti, benar-benar siap kau kunci rapat dari luar..

Dan jika kau bertemu waktu, ia akan memberimu hadiah yang jauh lebih baik, sebab Bapa-mu sudah sejak jauh menitipkannya pada waktu, okee?? Kita tunggu waktu datang sembari menjalankan rencana awal..

Kawan, menurut pengalaman sebelumnya, ini tidak mudah..kita melangkah dengan doa dan bersandar pada Bapa, percayakan pada-Nya tiap kali gerombolan rindu berserakan, atau kehilangan mulai gaduh, yakinlah Bapa-mu selalu di belakang kita, pertahankan irama langkahmu, ya tentu saja aku tetap bersamamu, kawan. Tuliskan pada halaman-halaman berikutnya, jika kau tak sanggup menahan, lalu teruskan perjalanan.


Ayo kawan, aku sedang bersiap..


Nusa Dua, 12 Maret 2016, 05:59 PM

Advice To A Girl (Sara Teasdale)

No one worth possessing
Can be quite possessed;
Lay that on your heart,
My young angry dear;
This truth, this hard and precious stone,
Lay it on your hot cheek,
Let it hide your tear.
Hold it like a crystal
When you are alone
And gaze in the depths of the icy stone.
Long, look long and you will be blessed:
No one worth possessing
Can be quite possessed.

by Sara Teasdale


Kuta, 10 Maret 2016, 01:55 AM

Surat Dari Ketiadaan

Untukmu,

Sepertinya, malam semakin panjang..
Nyepi..Baliku menikmati petang.

Kepalaku, meredam segalamu yang masih terngiang..
cintamu yang sudah pergi..sisakan pagi untuk kunikmati sendiri..
rinduku, ia masih jelas mengingat hangat pelukmu,
batinku, merindukan kecup sayang untuk kamu,
hatiku, membatin senyum kecilmu,
Sementara kamu semakin jauh..jauh..dan tak mungkin kudekap lagi..

Sayang..begitu kupanggil engkau..
Mendekapmu hingga lelap, adalah rindu yang tak akan redup dalam hatiku..
Kecup pada keningmu, ialah hal terindah yang akan kusangkali pada malam-malam esok,
agar tiap mereka berlalu dengan tenang..

Disini, dibawah langit terbuka,
aku mendoakan bahagia abadi padamu..
bahagia yang kusekap saat kamu disini..
yang tak kuberikan tempat, cuma untuk kunikmati sendiri..

Nanti, ketika aku menemukanmu dengan segala tawamu yang kurindukan,
berlarilah terus untuk mimpi-mimpimu,
jangan menyapaku yang hanya duduk menatapmu dari bangku penonton,
aku akan menyembunyikan tangis bahagiaku hingga kau tak nampak dari pandang,
lalu meninggalkan bangku penonton membawa semua rindu dan kehilanganku, beranjak dari situ..

Sayang..kamu tau?
aku yang terlambat ini, sangat kehilangan kamu..
Mungkin saat ini, semestamu benar-benar tak memberi tempat untuk apapun rupaku,
mungkin hatimu benar-benar sudah membuang ketiadaanku yang menyita waktumu sekian waktu,
Tak seperti aku, yang entah akan bagaimana menanggalkan kehilangan dari segalaku tentang kamu..
Aku terlalu sayang kamu, sayangku..


Sudah larut, Bali sedang indah dengan langit nyepi nya..
Disini, pada halaman-halaman berikutnya,
seperti yang kau rindukan sayang,
kau akan menjadi tema utama disini,
tulisan-tulisan yang menyayangimu,
puisi dan sajak tentang kamu,
akan jadi persinggahan-persinggahan kehilanganku untuk mengingat kamu,

Ketika kau kembali dari rumah,
datang kemBali,
mulailah mimpimu bersama puisi-puisi,
sandarkan malammu dengan bahagiamu,
ramaikan harimu bersama sahabat-sahabat terbaik,
berikan cintamu..pada dia yang benar-benar mencintaimu, dengan segalamu.

Sampai jumpa pada tulisan berikutnya,

yang menyayangimu,
Sayangnya.

Kuta, 09 Maret 2016, 08:35 PM

Puisi Untuk Pagi

Kamu, pagi yang selalu aku syukuri..
   Harapanmu kuamini menjadi puisi,
       selalu akan kutulis dalam bait-bait.

Ketiadaanmu, akan menjadi kumpulan puisi..
   kutulis untuk pagi-pagi yang selalu ku syukuri,
       pagi tanpamu..hanya bait tentang kamu..
           kecintaan dan kehilangan serta syukur.


Legian, 09 Maret 2016, 03:05 AM

Untuk Kamu

Maaf,
Untuk kamu yang kusayangi..dan beranjak pergi.

Aku sangat mencintaimu, dengan segalaku yang mungkin tak akan kau hirau lagi.

Sayang, jika kau benar-benar berupaya pergi,
satu hal yang akan ku upayakan untuk acuhmu;

aku akan pastikan kau pergi sangat jauh..acuh tak inginkanku..dengan tingkahku..
Seperti aku pernah pastikan kau ada di pelukanku..sayang dan inginkanku..dengan tingkahku..

Jika kembali adalah mati untuk hatimu yang sengaja kaku..
Maka aku tak akan ragu, sayang..
Terima kasih, bahagialah..

Semoga mimpi mimpi yang pernah ada, akan diupayakan oleh pagimu yang lebih baik..

Aku akan menikmati karma ku,
kamu harus temukan bahagiamu.

Menemukan yang lebih baik darimu adalah rumit bagi lelahku, tapi..
Tenang saja, Bapaku selalu punya rencana yang lebih baik..semoga jauh lebih baik dari mimpi mimpi kita kemarin..


Kuta, 08 Maret 2016, 11:18 PM

Rumahku (Chairil Anwar)

oleh: Chairil Anwar

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Ku lari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senja kala
Di pagi terbang entah kemana

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Disini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu.




Puisi ini, juga mata yang menangis itu.
aku merindukannya. Rindu menyayanginya.

Jimbaran, 07 Maret 2016, 01:58 PM

Embun Pagi dan Tukang Mimpi

Kamu embun pagi..aku tukang mimpi..
Kamu ada pagi pagi
Aku lagi mimpi pagi pagi
Kamu ga ada malam hari
Aku ga mimpi malam hari..

Hari Ini Coffee, 06 Maret 2016, 08:15

Senja Yang Teramat Merah Menyimpan Semuanya (Adimas Immanuel)

Oleh: Adimas Immanuel

Laut terus berusaha menciumi pantai melalui daya ombaknya. Ia bahagia meski mungkin cintanya tak pernah sampai.

Senja yang teramat merah melihat dan mengawasi kita yang masih menerka-nerka; siapa yang jadi laut, siapa yang jadi pantai
siapa yang pasang-surut, siapa yang sedia landai.

Senja yang teramat merah menyimpan amarah di antara lemah dan lelah kita: sebuah cerita untuk dibaca dan ditulis ulang pagi yang lain.


Puisi ini, kunikmati sore hari bersama kopi dan kenangan akan kamu yang beranjak pergi.

Jimbaran, 02 Maret 2016, 05:00 PM

Maaf

Tentang luka, pembunuh tanpa ampun.

Dia ada oleh waktu, dan kumpulan alasan.

Cinta yang paling hebat sekalipun, mati ditangan luka.

Rindu yang menggebu, tak bernafas olehnya.

Peluk hangat yang menenangkan, diserakkan begitu saja.

Mimpi...apalagi mimpi....bisa apa, jika luka membangunkan nya untuk menghadap mati.

Dan hati...tempat itu semua bermukim...luka terbiasa meremukkannya tanpa sisa.



maaf..
aku membuatkan luka untuk kamu.



Jimabaran, 01 Maret 2016, 12:10 PM

Pengakuan (Sebuah Doa)

Bapa,

Terima kasih, untuk penyertaanMu yang luar biasa dalam tiap langkahku..
Tak sedikitpun Kau tinggalkan aku..

Malam ini, aku menuliskan kepadaMu, pengakuanku..
Kesalahan yang aku lakukan, keraguanku pada MahakuasaMu.

Bapa yang baik,
Engkau mengetahui segala sesuatu sebelum terpikirkan olehku,
Namun aku menutup mata akan itu, dan menyangkal nya dengan sadarku.
Hati yang sejak awal kuserahkan padaMu, yang dengan penuh kasih Kau jadikan utuh,
aku berjanji padaMu untuk setia..saat itu.
Namun kesalahanku, sedikit demi sedikit kucuri hatiku dariMu untuk kunikmati, kuberikan cinta dalam hati untuk dunia, dengan hati yang Kau rawatkan untukku...membalutnya dengan puisi, mencoba merawatnya dengan pelukan semampuku, mempersiapkan mimpi mimpi dengan caraku, menciumnya 5 kali pada tiap kesempatan...aku mengandalkan sekali hati yang kucuri dari Engkau, Bapa yang Maha Pengampun....

Hingga lagi-lagi pencobaan datang, duniaku beranjak dengan luka, lalu apa? Hati yang kucuri dari Engkau, terguncang disini, di duniaku, lalu kawanan sakit, gerombolan luka dan kecewa kembali menikmatinya, hati yang tak lagi pada Engkau seutuhnya ini. 
Aku kembali jatuh pada kesalahan yang sama, terluka bersama hatiku dalam dunia, tanpa ampun.

Namun Engkau, Bapa yang penuh kasih, Bapa yang daripadaMu kucuri hatiku...
Engkau tetap menahan bahuku hingga aku tak tergeletak dalam dunia...
Aku malu padaMu, Bapa..Kau tak meninggalkanku sekalipun aku mencurangi Engkau, Bapa..
Ampuni aku yang mencuri kemuliaanMu, Bapa..
Aku berserah padaMu, Bapa..untuk kesekian kali..
Tak ada kasih yang seperti Engkau, tak satupun di dunia ini..Engkau kekuatanku, Bapa..
Kubawa kembali padaMu, hati yang kurusak sendiri..kupercayakan lagi padaMu, Bapa..
Mohon kuatkan imanku, Bapa, supaya hatiku selalu ada padaMu saja..
Aku tak mau lagi bertemu sakit, menyapa luka atau say hi pada kecewa yang ditawarkan dunia.
Hatiku milikMu, Bapa..
Amin.


Teuku Umar, 01 Maret 2016, 01:10 AM

Tak Perlu Judul, Percuma

Kemarin, muram tak secerah ini
Kemarin, diam tak segelap ini
Kemarin, percuma..
Waktu itu, aku tidak disitu
Waktu itu, disana tak nampak hadirku
Waktu itu, percuma..

Puisi yang terbaca dari sudut-sudut keraguan,
Juga kata-kata yang hadir seadanya, kemarin, waktu itu, percuma..

Aku tau, cinta terlalu pagi untuk rindu yang masih liar..
Juga puisi, barisan kebohongan dari ragu yang kabur tiap malam..
Baik cinta maupun puisi, kemarin, waktu itu, percuma..

Ada yang acuh, kemarin..
Juga ada yang menunggu, waktu itu..
Ada lagi yang bercinta, kemarin..
Tapi ada yang tak mau tau, waktu itu..
Juga ada yang diam tak mengerti, kemarin..
Padahal ada yang bertahan, waktu itu..
Kemudian ada yang mencoba, kemarin..
Dan ada yang berjuang, waktu itu..
Namun ada yang tak disitu, kemarin..
Sampai ada yang pergi, waktu itu..
Lagipula ada yang terbiasa, kemarin..
Walaupun ada yang lelah, waktu itu..
Tetap ada yang menangis, kemarin..
Ada yang mati, waktu itu..
Percuma..

Lalu seakan paling kehilangan, puisi bertebaran disudut jalan, memungut kata demi kata dari kemarin, untuk tampil waktu itu, percuma..

Kamu tau? Kemarin, waktu itu, percuma..
Ini bukan hal kemarin, atau tentang waktu itu, tapi ini percuma..

Iya maaf.

Denpasar, 21 Februari 2016, 02:31 AM

Sajak Percuma

Sayang,
kita mencinta untuk saling memunggungi..
salahku, ialah jatuh cinta pada matamu, sementara rindu menunggu di dadamu..

Sentak kau pergi berbekal luka..aku tersumbat malam tanpa pelukmu.
gulingkan mimpi mimpi dari atas sana, supaya jatuh membenam peluh amarahmu..juga harapku bahagiakan keningmu,agar karam di satu senja.

Lalu kita akan lahir pada waktu berbeda..
engkau dengan perjalananmu, ditemani sampai rindu tak punya waktu..
sedang aku bersama kesibukanku, pergi tak batas waktu..
bersua tanpa tatap atau bercakap tak bicara, tanpa rasa..disudut resto cepat saji, kemudian saling lupa.

~prs


Denpasar, 18 Februari 2016, 12:17 AM

Jatuh Hati Pada Waktu

Kepada kamu,
waktu yang datang tanpa pemberitahuan.

Pertama, aku ingin mengucap terima kasih, untuk semua yang terlewat juga apapun yang akan teringat.
Waktu, tak satupun yang tau bagaimana rapihmu membawa kejutan, bisa saja berisikan harap, luka atau hal-hal unik lain..seperti yang kau bawa padaku saat itu.

Kamu datang, aku yang menanti dengan gelisah pun kagum pada hadirmu. Kau langsung membuatku jatuh cinta pada detakmu, tiap-tiap menit dan kisah yang kau hadirkan dalam singkat. Senyummu, seperti hujan yang deras berjatuhan, membuatku tak bergerak dari sini. Aromamu, pagi yang membasahi telapakku dengan embun, aku tergagap karnamu.
Hadirmu tak lama, namun melekat walau tak lagi dekat. Aku sangat merindukanmu.
Waktu, berputarlah..aku menantikan detakmu tiba disini, di hadapku lagi.

Beritahu padaku jika perputaranmu akan datang, aku akan menyiapkan perpisahan terbaik untuk kau lewati.


dari jam-jam yang kau ciptakan kemarin,
aku.

Jimbaran, 02 Februari 2016, 05:14 PM

Teruntuk Feb

Dear Februari,

Apa kabarmu? bulan penuh cinta, yang selalu dihinggapi kenangan-kenangan, juga harapan dan tak jarang ada air mata. Aku selalu menunggu saat seperti ini, bertemu engkau, Februari.

Tadi malam, tak sedetikpun kusadari engkau tiba. Aku terlalu asik dengan waktu-waktu terakhir sebelum hujan. Feb, ketahuilah, hujan yang sesekali turun, tak sedikitpun menghapus apa yang digoreskan waktu. Sebab waktu adalah kuncian, ia mampu menghias pertemuan dengan sempurna, hingga menutup lembaran akhir tanpa alasan.

Feb, kita memulai dari sini, sampai saatnya kita terpisah lagi, aku tak harapkan banyak, namun kejutanmu yang kurindukan, semoga kutemui nanti. Aku akan menuliskan kepadamu, tentang hari-hari dan waktu-waktu yang menghiasi perjalanan kita, perjumpaan yang tak ingin kita akhiri, sebab kita sama-sama tau kalau ini akan dan pasti berakhir, tanpa kita akhiri.

yang teramat merindukanmu,
aku.


Jimbaran, 01 Februari 2016, 03:36 PM