Dituliskan Oleh 2007

Kepada bintang kecil,

Sepertinya canggung untuk menuliskan surat ini kepada kamu, selalu seperti kecanggungan kecanggungan lain yang tertuju padamu.
Aku pun tidak tau kenapa harus menuliskan surat kesepuluh ini untuk kamu, yang kutau, cerita hitam putih kita sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang harus ditonton oleh masakini masing masing.

Jika boleh memilih satu kartu untuk hari depan, mungkin untuk kamu, aku memilih seperti saat ini, aku menulis ceritaku sendiri dan kamu pun begitu, tanpa rasa ingin tau yang sebaiknya tidak mampir di beberapa malam malam kita.

Aku sempat merindukan waktu waktu dimana kita sempat menangisi sesuatu yang kita beri label rasa rindu, masa dimana malam datang dan bintang kesukaan kita menjadi satu satunya yang menghubungkan pandangan ujung selatan dan ujung barat pulau seribu pura ini. Semoga kamu masih mengingat mereka, tiga bintang sebaris dan bintang paling terang.

Menjadi tempat berbagimu sampai saat ini, walaupun bukan satu satunya, adalah satu dari banyak alasan kenapa aku harus mensyukuri pagi dan malam yang datang dan pergi tiap waktu.
Seperti kataku, jika saja kehidupan setelah ini bisa aku pilih, aku ingin mengulangi sampai perjumpaan dulu, dan memperbaiki apa yang saat ini sudah berjalan tak seperti yang pernah kita mimpikan.

dari penyuka cerewetmu yang tanpa titik koma itu,
aku


Kuta, 10 Februari 2014, 11:22 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar